Karnaval 17 Agustus dalam Rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia

Karnaval 17 Agustus merupakan salah satu event yang kerap kita temukan pada saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Hampir di seluruh wilayah di Indonesia menggelar karnaval atau pawai yang melibatkan pelajar dan pihak lainnya. 

Di daerah saya tinggal, Kota Lhokseumawe juga tidak luput dari event tahunan ini. Perayaan 17 Agustus 2023 atau HUT ke-78 Republik Indonesia berlangsung meriah. Setidaknya 8.000 lebih siswa-siswi sekolah terlibat dalam karnaval ini mulai dari siswa TK sampai siswa SMA. 

Tahun ini, sekolah tempat saya mengajar juga ikut ambil bagian dalam karnaval 17 Agustus tersebut. Kami menurunkan sebanyak 60 siswa (laki-laki dan perempuan) dengan menggunakan pakaian adat daerah dan profesi. Siswa-siswi kelihatan senang dan semangat karena mereka terpilih untuk menjadi peserta karnaval.

Tidak bisa dipungkiri bahwa momen kemerdekaan Indonesia adalah salah satu momen bersejarah yang penuh makna bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap tahun, tanggal 17 Agustus dirayakan dengan penuh semarak di seluruh penjuru negeri, termasuk di kota-kota kecil yang mungkin jarang terdengar namanya. Momen kemerdekaan ini diisi dengan berbagai kegiatan perlombaan yang unik dan lucu sehingga membuat semua yang menontonnya ikut senang. 

Peserta karnaval 17 Agustus yang kebagian membawa bendera

Khusus untuk karnaval 17 Agustus, event ini menjadi ajang untuk mengekspresikan semangat patriotisme dan nasionalisme di tengah generasi muda, para pelajar. Ribuan pelajar dari berbagai sekolah di kota ini bergabung dalam karnaval yang dirangkai dengan penuh kreativitas dan dedikasi. Kita bisa melihat aneka ragam pakaian adat dari berbagai daerah yang dikenakan oleh siswa-siswi tersebut. Selain itu, mereka juga menggunakan pakaian profesi seperti dokter, polisi, atau tentara.

Peserta kanrval yang mengenakan pakaian adat berbagai daerah

Kegiatan dalam rangka mengisi kemerdekaan ini memiliki makna tersendiri. Setiap sekolah ingin tampil sempurna untuk menjadi yang terbaik. Oleh karena itulah dibutuhkan kreativitas seni yang dalam hal ini biasa ditangani oleh guru-guru seni. Kreativitas ini sangat beragam. Peserta pawai tidak hanya menampilkan pakaian adat dan profesi saja. Ada peserta yang mengenakan pakaian yang telah dikreasi dengan indah. Misalnya siswa pada sekolah kami ada yang mengenakan pakaian sebagai maskot madrasah. Seperti pada foto di bawah ini.

Salah satu pakaian kreasi seni dalam karnaval 17 Agustus

Karnaval 17 Agustus di Kota Lhokseumawe diadakan pada tanggal 19 Agustus 2023 pada hari Sabtu. Sebanyak 8000-an peserta yang didominasi pelajar ini berkumpul di Lapangan Hiraq. Pelepasan peserta pawai dimulai pukul 08.00 WIB oleh Pj. Walikota, Bapak Imran. 

Peserta pertama adalah siswa-siswa TK yang duduk manis di mobil pick up yang telah dihias sedemikian rupa. Mereka akan berjalan mengelilingi rute yang telah ditentukan. Selanjutnya diikuti oleh peserta tingkat SD, SMP, dan SMA yang berjalan kaki sesuai rute.

Cuaca pada hari itu sangat terik sekali. Hal ini menyebabkan beberapa peserta kegerahan. Namun meskipun demikian, semangat mereka seakan mampu mengalahkan cuaca panas tersebut. Sekolah kami menempati posisi nomor 21 untuk tingkat SMP. Kami berjalan dengan santai dan pelan mengikuti ritme. Beberapa guru juga sangat antusias mendampingi para siswa. Guru-guru tampak sigap untuk memberikan minuman jika melihat siswanya kehausan atau kelelahan. Sebagian guru juga memberikan motivasi agar siswa tidak mudah kelelahan dan tetap semangat.

Para peserta karnaval berpose sebelum jalan

Karnaval 17 Agustus adalah kegiatan yang sangat dinantikan oleh warga kota. Penonton membludak untuk bisa menyaksikan anak-anak, saudara-saudara, maupun teman-teman mereka yang menjadi peserta pawai. Kegiatan ini menjadi hiburan tersendiri bagi mereka karena mereka bisa melihat keindahan dari kreasi seni yang ditampilkan oleh setiap sekolah. 

 

Bagi masyarakat, semua peserta yang ikut ambil bagian adalah para pemenang karena memang pawai ini diperlombakan dengan hadiah yang tidak seberapa. Tapi bukan persoalan menang kalah yang menjadi perhatian kita, melainkan rasa kebersamaan dalam keharmonian berbangsa dan bernegara. Akhirnya, sekolah kami memang hanya memperoleh juara harapan 2.

Share this post